Lilypie 4th Birthday TickerLilypie 3rd Birthday Ticker

Wednesday, February 08, 2006

Kejamnya Dunia Kerja....

Sudah beberapa bulan ini adik gue kerja di sebuah perusahaan. Kalo diliat dari nama perusahaannya, udah pasti kita yang kerja di construction engineering ato oil & gas industry pasti tau deh namanya dan akan terkagum kagum seandainya kita bisa kerja disana. Begitu pula kesan pertama adik gue pada waktu dia diterima kerja disana. Dia bener bener well-prepared sebelum interview dan mencari tau tentang perusahaan itu dan business corenya. Dia excited banget karena selain bisa keterima kerja tanpa bumbu ‘koneksi’ alias usaha sendiri, dia juga pengen dapet kerjaan tetap. Sebelumnya dia sempet magang di sebuah oil & gas company yang cukup terkenal.

Selesai di inteview, dia sempet cerita ke gue kalo dia kaget banget karena yang meng interview dia ada 4 orang. Cuma untungnya interviewnya berjalan dengan baik walaupun agak aneh karena pertanyaannya lebih banyak menjurus kepada kenapa dia keluar dari perusahaan yang lama. 2 minggu berikutnya dia di interview lagi oleh expat, mungkin manager divisinya, dan berjalan lancar sampai akhirnya kontrak kerja pun diterima.

Hari hari pertama berlangsung normal layaknya anak baru yang baru mulai kerja. Cobaan mulai datang di akhir minggu, ketika adik gue mulai mendapati kalo supervisornya ngomongin dia di belakangnya. Ketauannya karena adik gue ini duduk ditengah tengah diantara supervisor dan salah seorang temennya dan secara tidak sengaja ngeliat mereka berdua chatting pada saat jam kerja, ngomongin adik gue ini. Emang sih tidak disebut nama secara langung tapi menggunakan kode ‘anak baru’. Inti pembicaraannya nyebutin kalo adik gue gak bisa kerja. Supervisornya ini tidak pernah memberikan pengarahan apa yang harus dia lakukan sebagai new comer, langsung memberi perintah untuk sebuah tugas tanpa memberitahu bagaimanana dan dari mana harus dimulai. Adik gue harus berusaha sendiri dan meraba raba sendiri. Untungnya dengan bekal pengalaman magangnya di perusahaan lama, akhirnya dia bisa menyelesaikan masalah masalah kerjanya sedikit demi sedikit. Masalah makin bertambah karena supervisornya selalu ngomongin hal hal yang jelek mengenai adik gue dan adik gue tau dari orang lain di kantor itu.

Belum lagi ditambah adik gue dilarang bergaul dengan divisi lain oleh ‘sang’ supervisor dengan alasan yang sama sekali gak masuk akal. Sebenernya adik gue ini termasuk orang yang nice, sudah menjadi kebiasaan dia untuk selalu menyapa setiap orang di kantor yang dia kenal dengan ramah, seperti yang selalu dilakukan dia di tempat kerja yang lama, tetapi di kantor barunya ini, sapaan ramahnya malah dijawab dengan pelototan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Budaya di tempat baru sama sekali berbeda jauh dengan tempat kerjanya dulu.

Gue mencoba memberi saran untuk tetap bertahan selama masa probation 3 bulan ini. Adik gue seperti nya udah gak kuat lagi dengan situasi tempat kerjanya. Dia sudah berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya tapi ada hal hal prinsip yang tidak bisa diterima oleh adik gue. Dan yang lebih parah, kemarin dari temen kerjanya dia baru tau kalo ternyata dulu ada anak baru yang dipecat gara gara informasi si supervisor ini ke bosnya. Padahal anak baru ini pinter dan gak macem macem. Dari temen temen kantor adik gue juga baru dia tau kalo si supervisornya ini suka membuat jebakan yang bisa digunakan untuk menjatuhkan anak anak baru yang kelihatannya memiliki potensi besar untuk maju yang berada di bawah supervisinya. Gue gak habis pikir kalo mendengar tingkah lakunya supervisor ini yang notabene katanya S2 lulusan luar negeri. Kenapa bisa bertingkah laku serendah itu ya???

Gue cuma bisa bertanya dalam hati, kok ada ya orang yang jahat di dunia ini? Kenapa sih orang tidak suka melihat orang lain maju? Selama 5 tahun gue bekerja, gue bersyukur banget belum punya pengalaman sepahit pengalaman adik gue. Temen temen gue baik di kantor yang lama maupun di kantor yang baru tetep baik sampe sekarang.

Sekarang ini adik gue masih berusaha menjalani masa probationnya. Mungkin kalo batas ‘daya tahan’nya sudah habis, lebih baik dia keluar. Walaupun salary yang diterimanya besar tapi kalau lingkungan kerja tidak mendukung kita untuk bekerja sepertinya kita gak bisa kerja secara total memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan.